Chealsea FC

Pride Of London

Since 1905

Once A Blue Always A Blue

Stamford Bridge

London is Blue

Oscar Dos Santos

Player in Chelsea FC.

Minggu, 08 Mei 2016

Happy 3rd Anniv Auls


Haloo. Gua balik lagi nih. Mau cerita. Gapapa lah yaa. Hari ini 8 Mei 2016, tepat 3 tahun gua jadi fans Chelsea fc. Ya termasuk baru sih ya, tapi gua bangga. Dan kata Kakak Cantik (Red:Mbak Anin) “Bukan dari kapan kita ngedukung itu Club, tapi Sampai kapan kita bakal ngedukung itu Club”. Ya kalau gua di tanya begitu pasti gua jawab sampai kapanpun.

Musim 2015/2016 ini sungguh Konyol, sangat amat konyol. Dari Chelsea yg Hancur banget, terpuruk ke peringkat 16. Bayangkan, juara musim lalu lagi berjuang di zona Degradasi. Parah banget. Terus yg musim lalu hampir degradasi (red:Leicester City) udah memastikan gelar Juara Premier League 2015/2016. Bayangin aja betapa kagetnya seluruh Fans Sepakbola. Apalagi gua yg jatuhnya adalah Fans Chelsea. Segala Mitos yg ada di Sepakbola patah gitu aja musim ini. Tapi ya tetep, mitos Arsenal ga bisa menang dari Chelsea di Premier League dan Tottenham Hotspurs gak pernah menang di Stamford Bridge sejak 1990 itu masih tetep berlanjut. Dan gua puas banget. Jadi semboyan “LONDON IS BLUE” masih Chelsea yg megang wkwk.

Oh iya, musim ini juga musim yg menyedihkan buat gua. Jose Mourinho, manajer Idola gua dipecat Chelsea Desember 2015 lalu. Alasannya ya karena bikin Chelsea terpuruk di peringkat 16. Dan parahnya lagi, Chelsea sulit bangkit dari performa buruk itu. Gua sedih bangeeeet. Dan Doi bilang ga bakal ke SB untuk yg ke-3 kali sebagai Pelatih Chelsea. Lu tau betapa sedihnya ketika Idola lu di perlakuin kaya gitu? Sedih banget. Lalu masuklah Guus Hiddink sebagai Manajer sementara Chelsea Fc. Awalnya berat banget buat nerima Hiddink, tapi dia ngebuktiin kalau Chelsea bisa bangkit lagi. Chelsea yg awalnya posisi 16 jadi naik ke posisi 9. Lu tau betapa bahagianya gua saat itu. Gua pingin banget Guus Hiddink jadi manajer tetap Chelsea, tapi ya gitu. Guus Hiddink maunya sampai awal musim aja. Lalu mulailah Chelsea dikabarkan nyari Manajer baru. Dari Matteo, Pellegrini, Allegri, Conte, hingga Diego Simeone dikabarkan jadi manajer baru Chelsea. Gua sih lebih ke nama terkhir, tapi gua yakin doi ga bakal mau ngebesut Chelsea saat Atletico lagi bagus bagusnya gini. Lalu nama Conte jadi pilihan tetap Chelsea. Gua seneng saat baca sejarah kepelatihan Antonio Conte, dan gua berharap yg terbaik buat Chelsea musim depan. Btw musim depan Chelsea ga main di pentas Eropa. Yaudahlah ya, fokus ke Juara Premier League aja hehhehe

Hmmmm... Ada 1 keganjalan di dalam hati dan fikiran gua sekarang. Sampai hari ini (8 Mei 2015 – 22.26), Kontrak John Terry sang Captain, Leader dan Legend Chelsea belum di perpanjang juga. Gua gatau itu sebenarnya gimana kontraknya. Emang gamau di perpanjang atau memang mau ada kejutan di akhir musim ntar. Gua patut menunggu. Tapi yg gua takutkan adalah, kalau Chelsea gak perpanjang kontraknya John Terry. Gua hari ini masih sedih banget. Banyak Artikel yg beritain kalau Karir John Terry udah terakhir di Chelsea. Gua sebagai Fans yg baru, sedih banget, kenapa gua baru banget sih ngeFans sama itu orang? Seorang Captain yg jago Defend, Seorang Leader di lapangan yg jadi penengah di setiap pertikain, Seorang Legend Club yg sudah sangat lama bermain untuk Club ini. Apa lagi yg harus di ragukan? Kalau berbicara soal fisik, jelas saja fisik seseorang yg menua membuat tenaganya makin menurun, tapi apa itu sajakah tolak ukur penilaian terhadap seseorang yg menjadi Icon Club? Apa itu saja yg di liat selama ini? Apa hanya itu saja yg bisa dijadikan ucapan terimakasih atas semua yg telah dia berikan untuk Club ini? Kadang gua ga suka dengan keputusan Chelsea ‘membuang’ para Icon Club. Kita ambil contoh Frank Lampard. Seorang Legend yg sangat loyal untuk Chelsea, tapi apa? Dia di ‘buang’ begitu saja dan yg membuat sakit hati adalah dia mencetak Gol penyeimbang saat dia berseragam Manchester City. Sakit tau kalau iu sampai kejadian lagi. Tapi Terry sudah janji gak akan pindah ke Club Premier League manapun karena gamau berhadapan sama Chelsea. Segitu loyalnya kah Terry hingga berkata begitu? Gua pingin banget John Terry tetep berada di Chelsea. Semoga impian gua terwujud. Aamiin :)

Minggu, 01 Mei 2016

Peran UKM dalam Perekonomian Indonesia



1. Definisi UKM

- Usaha Kecil Menengah adalah sebuah bangunan usaha yang berskala kecil. Umumnya, ia dimiliki oleh perseorangan maupun kelompok. Bidang yang digarap oleh Usaha Kecil Menengah antara lain: toko kelontong, salon kecantikan, restoran, kerajinan, dan lain-lain. Biasanya usaha tersebut digagas oleh satu atau dua orang pendiri.
- Definisi UKM itu sangat berbeda di tempat yang berlainan. Berbagai negara memiliki definisi mereka sendiri mengenai ukuran bisnis yang bisa dikategorikan sebagai usaha kecil menengah. Dengan pengkategorian tersebut, jenis bisnis skala kecil ini memiliki hak dan kewajiban khusus berkaitan dengan legalitas status perusahaan dan besaran pajak yang harus dibayarkan pada pemerintah. Di Australia, batas jumlah pekerjanya ialah 15 (lima belas) orang. Sedangkan di Amerika Serikat, bisnis jenis ini bisa mempekerjakan hingga 500 karyawan.
     Dengan ukurannya yang kecil – dan tentunya fleksibilitas yang tinggi, usaha kecil menengah memiliki berbagai kelebihan, terutama dalam segi pembentukan dan operasional.  UKM memiliki kontribusi besar bagi bergulirnya roda ekonomi suatu negeri, bukan hanya karena ia adalah benih yang memampukan tumbuhnya bisnis besar, melainkan juga karena ia menyediakan layanan tertentu bagi masyarakat yang bagi bisnis besar dinilai kurang efisien secara biaya.

Kelebihan UKM:

1. Fleksibilitas Operasional
Usaha kecil menengah biasanya dikelola oleh tim kecil yang masing-masing anggotanya memiliki wewenang untuk menentukan keputusan. Hal ini membuat definisi UKM lebih fleksibel dalam operasional kesehariannya. Kecepatan reaksi bisnis ini terhadap segala perubahan (misalnya: pergeseran selera konsumen, trend produk, dll.) cukup tinggi, sehingga bisnis skala kecil ini lebih kompetitif.
2. Kecepatan Inovasi
Dengan tidak adanya hirarki pengorganisasian dan kontrol dalam Definisi UKM, produk-produk dan ide-ide baru dapat dirancang, digarap, dan diluncurkan dengan segera. Meski ide cemerlang itu berasal dari pemikiran karyawan – bukan pemilik – kedekatan diantara mereka membuat gagasan tersebut cenderung lebih mudah didengar, diterima, dan dieksekusi.
3. Struktur Biaya Rendah
Kebanyakan usaha kecil menengah tidak punya ruang kerja khusus di kompleks-kompleks perkantoran. Sebagian dijalankan di rumah dengan anggota keluarga sendiri sebagai pekerjanya. Hal ini mengurangi biaya ekstra (overhead) dalam operasinya. Lebih jauh lagi, usaha menengah kecil juga menerima sokongan dari pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan bank dalam bentuk kemudahan pajak, donasi, maupun hibah. Faktor ini berpengaruh besar bagi pembiayaan dalam pembentukan definisi UKM dan operasional mereka.
4. Kemampuan Fokus di Sektor yang Spesifik
definisi UKM tidak wajib untuk memperoleh kuantitas penjualan dalam jumlah besar untuk mencapai titik balik (break even point – BEP) modal mereka. Faktor ini memampukan usaha kecil menengah untuk fokus di sektor produk atau pasar yang spesifik. Contohnya: bisnis kerajinan rumahan bisa fokus menggarap satu jenis dan model kerajinan tertentu dan cukup melayani permintaan konsumen tertentu untuk bisa mencapai laba. Berbeda dengan industri kerajinan skala besar yang diharuskan membayar biaya sewa gedung dan gaji sejumlah besar karyawan sehingga harus selalu mampu menjual sekian kontainer kerajinan untuk menutup biaya operasional bulanannya saja.
Di atas adalah 4 (empat) Kelebihan UKM yang bisa dijadikan sumber motivasi dan selalu dipertahankan oleh para pengelola usaha kecil menengah.

Kelemahan UKM
Ukuran usaha kecil menengah selain memiliki kelebihan juga mengandung kekurangan yang membuat pengelolanya mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mengelola usaha kecil menengah antara lain:
1. Sempitnya Waktu untuk Melengkapi Kebutuhan
Sebab sedikitnya jumlah pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, mereka kerap terpaksa harus pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya, yakni: produksi, sales, dan marketing. Hal ini bisa mengakibatkan tekanan jadwal yang besar, membuat mereka tidak bisa fokus menyelesaikan permasalahan satu persatu. Tekanan semacam ini bisa muncul tiba-tiba ketika bisnis mereka memperoleh order dalam jumlah yang besar, atau beberapa order yang masuk dalam waktu hampir bersamaan. Lebih dahsyat lagi jika suatu ketika ada lembaga bisnis besar yang merasa terancam dan mulai melancarkan serangan yang tidak fair demi menyingkirkan pesaing potensialnya.
2. Kontrol Ketat atas Anggaran dan Pembiayaan
Usaha skala kecil umumnya memiliki anggaran yang kecil. Akibatnya, ia kerap kali dipaksakan membagi-bagi dana untuk membiayai berbagai kebutuhan seefisien mungkin. Ketidakmampuan untuk mengumpulkan modal yang lebih besar juga memaksa usaha kecil menengah menjalankan kebijakan penghematan yang ketat, terutama untuk mencegah kekurangan pembiayaan operasional sekecil apapun. Kekurangan pembiayaan operasional yang tidak dicegah bisa mengakibatkan kebangkrutan, sebab kapasitas UKM untuk membayar hutang biasanya hampir tidak ada.
3. Kurangnya Tenaga AhliUsaha kecil menengah biasanya tidak mampu membayar jasa tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu. Hal ini merupakan kelemahan usaha kecil menengah yang sangat serius. Apalagi jika dibandingkan dengan lembaga bisnis besar yang mampu mempekerjakan banyak tenaga ahli. Kualitas produk barang atau jasa yang bisa dihasilkan tanpa tenaga ahli sangat mungkin berada di bawah standar tertentu. Akibatnya, kemampuan persaingan bisnis skala kecil ini di pasar yang luas bisa sangat kecil.

2. Perkembangan UKM dari Tahun ke Tahun

Perkembangan UMKM Di IndonesiaUsaha Mikro Kecil Menengah pada mulanya tidak mengalami kemajuan yang sangat berarti baik dari segi kuantitas maupun dari kualitas, karena pada saat itu belum terdapat perhatian yang serius dari pihak-pihak yang berwenang, perhatian hanya diarahkan sebagai bentuk formalitas saja. Tapi sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1997/1998 di mana UMKM ternyata mempunyai ketahanan yang relatif baik dibanding usaha besar, maka pihak-pihak yang berwenang sudah mulai sangat memperhatikan terhadap perkembangan UMKM baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Adapun perkembangan UMKM di Indonesia sudah cukup pesat menurut BPS pada tahun 2007 ada sebanyak 49,8 juta unit usaha atau 99,99 persen terhadap total unit usaha di Indonesia, sementara jumlah tenaga kerjanya mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja di Indonesia. Dari jumlah tersebut ternyata pada tahun 2007 UMKM mampu mendukung Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 6,3 persen terhadap tahun 2006, bila dirinci menurut skala usaha pertumbuhan PDB usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencapai 6,4 persen dari usaha besar (UB) tumbuh 6,2 persen. Dibanding tahun 2006 pertumbuhan UMKM hanya 5,7 persen dan PDB hanya 5,2 persen.

Pada tahun 2007 total nilai PDB Indonesia mencapai Rp.3.957,4 triliun, dimana UMKM memberikan kontribusi sebesar Rp.2.121,3 triliun atau 53,6 persen dari PDB Indonesia. Pertumbuhan PDB UMKM tahun 2007 ini terjadi disemua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan sebesar 9,3 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran 8,5 persen, dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 7,8 persen. Adapun hasil eksport produksi UMKM selama tahun 2007 mencapai Rp.142,8 triliun atau 20 persen terhadap total eksport non-migas nasional sebesar Rp.713,4 triliun. (Kompas 2005).

Perkembangan UMKM  ini tidak terlepas adanya dukungan dari pihak pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terutama melalui aturan-aturan yang dikeluarkan misalnya, adanya undang-undang tentang Bank Indonesia sejak 16 Nopember 1999, yang mendukung pengembangan UMKM melalui pemberian kredit.

3. Kontribusi UKM dalam Perekonomian Indonesia

Kontribusi UKM  amat jelas dalam perekonomian Indonesia.  Usaha kecil, dan menengah yang jumlahnya dominan tersebut mampu meyediakan 99,04 persen lapangan kerja.  Demikian halnya sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto  (PDB)  Non Migas, cukup meyakinkan yaitu sebesar 63,11%. UKM juga memberikan kontribusi pada ekspor non migas sebesar 14,20% (BPS 2001).  Hal ini berarti pada sektor-sektor dimana terbuka bagi masyarakat luas UKM mempunyai sumbangan nyata.  Sehingga kemampuan untuk melahirkan percepatan pemulihan ekonomi akan ikut ditentukan oleh kemampuan menggerakkan UKM.

Sesuai dengan data yang disusun BPS bersama Kementrian Koperasi dan UKM, indikator makro UKM pada tahun 2003 adalah sebagai berikut:
- Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional. Peranannya dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja diharapkan menjadi langkah awal menggerakkan sektor produksi pada berbagai lapangan usaha
- Kinerja UKM dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat. Besaran PDB yang diciptakan UKM tahun 2003 mencapai Rp. 1.013,5 triliun (56,7% dari total PDB Nasional) dengan perincian 41,1% berasal dari UK dan 15,6% dari UM. Pada tahun 2000, sumbangan UKM baru mencapai 54,5% terhadap total PDB Nasional berasal dari UK (39,7%) dan UM (14,8%).
- Jumlah unit UKM pada tahun 2003 adalah 42,4 juta, naik 9,5% dibanding tahun 2000, sedangkan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor UKM pada tahun 2003 tercatat 79 juta pekerja, lebih tinggi 8,6 juta pekerja dibanding tahun 2000 dengan 70,4 juta pekerja. Berarti selama periode 2000-20003 meningkat sebesar 12,2% atau rata-rata 4,1% per tahun.
- Pertumbuhan PDB UKM sejak tahun 2001 bergerak lebih cepat daripada total PDB Nasional dengan tingkat pertumbuhan masing-masing sebesar 3,8% tahun 2001, 4,1% tahun 2002, kemudian 4,6% tahun 2003.
- Sumbangan pertumbuhan PDB UKM lebih tinggi dibanding sumbangan pertumbuhan dari Usaha Besar. Pada thaun 2000 dari 4,9% pertumbuhan PDB Nasional secara total, 2,8%-nya berasal dari pertumbuhan UKM.
- Kemudian, pada tahun 2003, dari 4,1% pertumbuhan PDB Nasional secara total, 2,4% di antaranya berasal dari pertumbuhan UKM. Peranan ekspor UKM terhadap ekspor nonmigas tercatat 19,9% pada tahun 2003, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sumbangannya tahun 2000 yaitu 19,4%.
- Besaran investasi fisik yang tergambar dari angka-angka Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) di PDB baik secara nominal maupun secara riil menunjukkan peningkatan pada periode 2000-2003.
- Tingkat pertumbuhan investasi di UKM pada tahun 2003 sedikit lebih cepat dibanding tahun sebelumnya, namun apabila dibanding tahun 2000 jauh lebih lambat. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan PMTB dan PDB Nasional secara total.


Sumber :
- http://www.biayapendidikan.com/2013/07/defini-kelebihan-dan-kelemahan-ukm.html  (29 April 2016 - 18.45)
- https://afdhalarman.wordpress.com/2014/07/03/perkembangan-umkm-di-indonesia/ (30 April 2016 - 11.56)
- http://ekonomiislam7.blogspot.co.id/2015/11/perkembangan-umkm-di-indonesia.html (30 April 2016 - 12.20)
- http://karyatulisilmiah.com/perkembangan-umkm-di-indonesia/ (30 April 2016 - 14.20)
- http://berandainovasi.com/kontribusi-ukm-dalam-perekonomian-indonesia/ (30 April 2016 – 15.45)
- Sastrosoenarto H. 2006. Industrialisasi Serta Pembangunan Sektor Pertanian dan Jasa Menuju Visi Indonesia 2030. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
- Soetrisno N. Strategi Penguatan Ukm Melalui Pendekatan Klaster Bisnis Konsep, Pengalaman Empiris, Dan Harapan. Terhubung Berkala
- https://infoukm.wordpress.com/ (1 Mei 2016 - 13.37)