Chealsea FC

Pride Of London

Since 1905

Once A Blue Always A Blue

Stamford Bridge

London is Blue

Oscar Dos Santos

Player in Chelsea FC.

Kamis, 14 Maret 2019

00:02

"Kamu kapan berhenti?"

Entahlah. Sebenarnya .....

Saya sudah lelah memuja secara sepihak
Saya sudah capek menyukai secara sepihak
Saya sudah letih mencintai secara sepihak

Belum

Dia belum saya miliki
Dia tahu saya dekati pun tidak
Dia perduli dengan saya pun tidak

Saya menyukai dia diam-diam
Saya memuja dia dalam diam

Sekadar menyimpan potretnya bersama saya saja saya senang
Dia duduk di sisi saya saja saya sudah girang
Dia bercanda dengan saya saya sudah membuat saya terbang

"Kenapa sih sama orang lain diem, tapi sama gua jahat? Bercanda mulu sama gua"

Dia jawab

"Ya berarti gua nemuin orang yang pas sama gua bercandaannya"

Entah saya boleh berbangga entah tidak
Entah saya boleh senang entah tidak
Entah saya boleh girang entah tidak

Tapi saya merasa ucapannya hanya sekadar teman biasa
Tiada niatan untuk melanjutkan ke arah hubungan yang lain

Entahlah

Aku tak tahu kapan harus maju
Aku tak tahu kapan harus mundur

Tapi yg saya baru sadari adalah level suka saya sudah separah itu

Dia yang cuek tapi saya suka
Dia yang pendiam tapi saya suka
Dia yang gamer tapi entah kenapa saya juga suka

Dia yang usil saat saya tak mengganggunya
Dia yang tak beranjak pergi saat saya duduk disampingnya
Dia yang tak risih saya duduk berhimpit dengannya walau tempat masih luas

Dia yang selalu tertawa atas lelucon garing saya
Dia yang selalu menanggapi cerita tidak penting saya
Dia yang selalu baik kepada saya

Baik disini sangat berbeda

Entahlah

Kadang saya ragu

Suatu saat, saya dekat sekali dengannya
Suatu saat, dia menjauh dari saya
Suatu saat, melihat wajahnya saja membuat saya sesak karena tak bisa mengungkapkan sesuatu
Suatu saat, saya begitu senang tak terkendali jika dia ada di sisi saya

Saya benci jika disuruh mundur
Saya sudah sejauh ini
Saya sudah sesuka ini

Saya tidak suka melihat realita
Saya hanya takut melihat kenyataan

Bahwa saya bukan teman yang spesial baginya

Saya ingin mundur, apakah masih bisa? :(

Tangerang Selatan, 31 Januari 2019

Rabu, 13 Maret 2019

Saya Patah Hati

Pernah merasakan patah hati namun bukan siapa-siapa dan belum pernah memiliki?

Saya menyukai seseorang secara diam-diam. Sangat dekat. Sungguh. Dia begitu dekat
Dia yang saya anggap hanya keisengan semata, namun kian hari saya semakin suka saja
Kian hari perasaan saya bukan hanya sekedar suka, namun mulai berubah menjadi pemuja.
Yahh Pemuja Rahasia lah istilahnya

Saya mulai melakukan banyak hal hanya untuk dapat melihat dia.
Saya mulai melakukan segala hal yang bisa membuat saya dekat dengannya
Saya mulai melakukan pendekatan gila-gilaan, tentu saja tanpa sepengetahuan dia
Yaaaa, saya sebucin itu. HEHEHE

Selalu saya coba dekat dengannya di beberapa momen tertentu
Dan kau tahu? Dia merespon!! Dia juga mendekat
Kau tahu (lagi)? Saya rasa dia merespon karena dia merasa saya temannya
Yhaa. Hanya itu. Saya rasa

Tetapi yang saya rasa berbeda. Entahlah
Apa karena saya terlalu berbesar hati saat dia juga merespon tindakan saya
Apa karena saya terlalu percaya diri saat dia terlalu menuruti perkataan saya
Atau mungkin dia ada rasa kepada saya? (Hanya dugaan hehe)

Kau tahu? Dia tak beranjak saat saya di dekatnya
Kau tahu? Dia begitu dekat dengan saya
Kau tahu? Dia terlalu baik terhadap saya
Kau tahu lagi? Dia tak pernah bersikap acuh terhadap saya

Mulai beberapa saat, saya merasa saya benar-benar memujanya
Saya mulai menjepret foto dengannya
Saya pernah menyandarkan kepala saya di bahunya dan dia pernah melakukan hal yang sama terhadap saya
Dan dia pernah tidur di bahu saya dengan sangat lelap

Dia pernah rela hujan-hujanan mengendarai motor dan saya yang mengenakan jas hujan
Dia pernah minum satu sedotan dengan saya di bioskop
Dia pernah membonceng saya di motornya
Dan dia pernah merangkul saya ketika saya kedinginan

Semakin lama saya semakin menyukai dia
Saya ceritakan dia kepada ibu dan kedua sahabat terpercaya saya
Saya yang selalu bahagia ketika melihat potretnya di telepon genggam saya
Dan saya yang selalu tersenyum menceritakan semua tentang dia

Namun, suatu hari entah kenapa saya mulai menyadari 2 hal
"DIA TIDAK AKAN PERNAH SAYA MILIKI SAMPAI KAPAN PUN"
"DIA TIDAK AKAN PERNAH TAHU PERASAAN SAYA PADANYA"
Dan saya mengerti hal itu. Saya sangat mengerti

Saya mulai sedih karena tak kunjung memiliki keberanian untuk mendapatkannya
Saya mulai ragu dengan perasaan saya terhadap dia selama ini
Saya mulai kesal terhadap sikapnya yang hanya menganggap saya sebagai teman
Saya mulai kecewa karena tak punya kesempatan untuk mengungkapkan perasaan saya

Beberapa orang mengatakan bahwa saya harus berani mengungkapkan perasaan saya
Namun saya terlalu pengecut untuk mengubah status kawan menjadi lawan
Mengapa lawan? Karena saya tahu setelah saya ungkapkan, pasti saya di tolak
Mengapa saya tahu? Karena saya menyadari saya bukanlah termasuk dalam tipe nya

Mulai kemarin saya menyatakan untuk mundur menjadi pemujanya
Saya berjanji tidak akan punya perasaan apa-apa lagi terhadapnya
Saya berjanji akan mulai bersikap biasa kepadanya seperti sebelum saya menyukainya
Saya berjanji untuk tidak menyukainya karena saya tidak mau ia terbebani jika kelak dia tahu perasaaan saya suatu hari nanti

Tapi hari ini ketika saya bertemu dengannya, perasaan senang itu muncul lagi
Perasaan ingin terus berada di dekatnya itu muncul lagi
Perasaan bahagia mendengar tawa renyahnya itu muncul lagi
Dan kebiasaan untuk selalu mengusilinya yang selalu dia balas dengan mengusili saya kembali itu muncul lagi

Dan kalian tahu? Hari ini saya hebat karena saya bisa hanya menyapanya sekali
Saya hebat karena saya bisa menahan diri untuk tidak mengobrol dengannya
Saya hebat karena saya bisa menahan senyum terbaik saya terbit ketika bertemu dengannya
Dan saya hebat karena bisa mengontrol diri saya untuk tidak berdekatan dengannya

Tapi tahukah kalian?
Hati saya sakit melakukan hal tersebut
Hati saya pilu mengabaikan dia hari ini
Padahal kan bukan salahnya

Saya menangis membayangkan betapa bodohnya saya menyukai orang sedemikian rupa
Saya mengutuk diri saya sendiri yang bisa-bisanya mengabaikan orang yang tak punya salah pada saya
Saya membenci tindakan saya yang terlalu mudah untuk menyukai orang dan sekarang malah menjauhinya
Saya memaki diri saya yang tak tersenyum dengan baik kepadanya hari ini

Saya patah hati karena saya mulai mencoba menjauhinya
Saya patah hati karena saya mengabaikannya
Saya patah hati karena saya berjanji untuk tidak menyukai dia lagi
Dan saya patah hati karena mulai hari ini saya harus jaga jarak dengannya

Sebenarnya itu semua hal yang mudah. Sangat. Amat. Mudah
Saya hanya perlu kembali menjadi saya yang tak akrab dengannya
Saya hanya perlu menahan diri saya untuk tak terlalu tahu kegiatannya
Saya hanya perlu mengontrol perasaan saya ketika dia mulai mencoba bersikap sangat amat baik kepada saya

Sebenarnya saya yang salah, lalu mengapa dia yang saya salahkan?
Sebenarnya saya yang bodoh, lalu mengapa dia yang saya jauhi?
Sebenarnya saya yang egois, lalu mengapa dia yang saya benci?
Sebenarnya saya yang ceroboh karena menyukai dia yang saya tahu dari awal tak mungkin meletakkan hatinya dan perasaannya sedikitpun kepada saya.

Entahlah.
Mungkin mulai hari ini saya akan mulai menenangkan perasaan saya agar saya bisa benar-benar menjadi seperti sebelum saya menyukainya dan mungkin pula hari ini terakhir saya bisa menjadi pemuja rahasianya.

Semoga kamu bahagia! :)



Tangerang Selatan, 13 Maret 2019
Pukul 21:31

AULIA FAJRINA